Implementasi e-Government akan dipercepat di Indonesia

Baru-baru ini diumumkan bahwa Kementerian Komunikasi dan Informasi Indonesia akan menugaskan Kantor Manajemen Proyek untuk membantu mempercepat pelaksanaan e-Government di seluruh negeri. E-government, sebagaimana didefinisikan oleh PBB, memanfaatkan Internet dan World Wide Web untuk memberikan informasi dan layanan pemerintah kepada warga. Bapak Bambang Heru, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, membuat pengumuman minggu ini dalam pertemuan koordinasi lintas-lembaga ‘Percepatan Pengembangan e-Government di Indonesia’ yang diadakan di Kantor Sekretariat Negara. Pemerintah telah melakukan ini untuk beberapa waktu dan berpikir langkah ini diperlukan untuk membawanya ke langkah berikutnya. Tugas ini diusulkan untuk meningkatkan status pengembangan e-government. Sejauh ini, pemerintah telah mendasarkan pekerjaan mereka dari pendekatan e-government ini diwakili oleh pembangunan yang berorientasi pada warga negara, proses kolaboratif, peningkatan berkelanjutan, dan koneksi akses multi-kanal.

Analisis ASEAN tentang status e-government saat ini di Indonesia, berdasarkan rencana strategis Kementerian Komunikasi dan Informasi Negara, menemukan strategi-strategi kunci ini untuk perkembangannya:

  1. Mengembangkan sistem layanan yang baik dengan biaya yang wajar. Fokusnya adalah untuk memperluas dan meningkatkan kualitas jaringan informasi dan komunikasi, untuk membangun portal informasi dan layanan publik terpadu, untuk membangun sistem manajemen dokumen elektronik, standardisasi dan sistem keamanan informasi.
  2. Mengembangkan sistem manajemen pemerintah pusat dan daerah. Fokusnya adalah untuk meningkatkan kualitas layanan yang dibutuhkan oleh masyarakat, untuk mengelola perubahan, untuk menegakkan kepemimpinan dan untuk meningkatkan produk dari peraturan.
  3. Untuk mengoptimalkan penggunaan teknologi informasi. Fokusnya adalah membangun interoperabilitas, standardisasi dan prosedur sistem manajemen dokumen elektronik, keamanan informasi, aplikasi dasar (e-billing, e-reporting) dan untuk mengembangkan jaringan antar pemerintah.
  4. Untuk meningkatkan partisipasi sektor industri teknologi informasi dan swasta. Fokusnya adalah menggunakan keahlian sektor swasta, untuk mendorong partisipasi sektor swasta dan industri kecil.
  5. Untuk mengembangkan kapasitas tenaga kerja di pemerintah pusat dan daerah. Fokusnya adalah untuk mengembangkan budaya ICT di lembaga pemerintah, untuk mengoptimalkan penggunaan fasilitas pelatihan ICT, untuk memperluas penggunaan ICT untuk pembelajaran jarak jauh, dan untuk menempatkan ICT sebagai masukan untuk kurikulum sekolah dan untuk meningkatkan kualitas pengajaran.

Karena permintaan untuk konektivitas yang lebih besar sedang meningkat di Indonesia, dengan lebih dari 71 juta pelanggan internet, lembaga pemerintah perlu menyediakan platform layanan digital. Pada 2014, investasi ICT di e-Government Indonesia mencapai US $ 2,8 Miliar. Di atas 2015, investasi ini perlu ditingkatkan untuk negara untuk memenuhi permintaan nasional dan konektivitas yang semakin berkembang.

sumber : opengovasia